In Memoriam KH. Sholeh Sahal; Ulama Seribu Umat dari Surabaya


Mochammad Fuad Nadjib
(Santri LPBA MASA)

Pagi ini ketika bersiap-siap akan berangkat belajar, tiba-tiba ada berita bahwa KH. Sholeh Sahal meninggal dunia, Sabtu 18 November 2023/4 Jumadil Awal 1445 H. Ia dikenal sebagai sosok Ulama dan Guru yang sering menjadi singa panggung dalam setiap ceramah–ceramahnya.

Banyak orang merasakan kehilangan atas wafatnya sebab tidak sedikit jejak kebaikan yang ditinggalkan Kiai Sholeh Sahal sepanjang hidupnya, ketika berinteraksi dengan umat. Di samping itu, ia adalah salah satu dari sosok Ulama Kharismatik dari Surabaya, yang petuah-petuahnya selalu dinanti oleh umat. Tercatat, beliau juga aktif di organisasi Nahdlatul Ulama dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Rois PCNU Kota Surabaya, di samping menjadi Pengasuh Pondok Pesatren al-Qur’an KH. Sarbuyan.

Banyak penceramah yang sukses hari ini, tidak lepas dari didikan Kiai Sholeh Sahal. Salah satu syarat penting menjadi penceramah sebagaimana sering disampaikan pada yunior-yuniornya adalah penceramah harus mempunyai jiwa keikhlasan sehingga yang dipikirkan tidak lain bagaimana ilmu-ilmu agama dapat disampaikan kepada umat, dan sangat bangga bila kemudia diamalkan. Di samping itu, ia dikenal sebagai pengajar di Lembaga Pendidikan Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya. Tidak sedikit, alumni yang pernah mendapat sentuhan keilmuan Kiai Sholeh Sahal, menjadi tokoh di daerahnya masing-masing.

…………..

Sosok Kiai Sholeh Sahal dikenal dengan “Kiai Seribu Umat”. Ia sosok yang terbuka untuk diskusi, apalagi berkaitan dengan masalah umat dan perkembangan dakwah. Penulis sempat ditakdir menjadi santri beliau di LPBA MASA pada tahun 2008, 2010 s/d 2012, untuk belajar ilmu Bahasa arab seperti shoutiyah, muhadatsah dan lain-lain.

Pertemuan dengan Kiai Sholeh Sahal sangat berharga, terkesan dan _bahkan_ membekas sampai kini, khususnya ketika mengajar materi Bahasa Arab. Ketika ia mengajar kelasnya selalu ramai, karena ia bisa menguasai medan dalam pembelajaran, sosok yang sangat humoris baik ketika di kelas, maupun dipanggung sebagai muballih. Dengan sifatnya ini, para murid selalu dekat dengan ia dan ia pun menganggap semua muridnya adalah anaknya.

Menariknya, sebagai guru, ia mengajar dengan memperhatikan semua muridnya terutama murid yang lemah dalam pembelajaran sebab menurut prinsip Kiai Sholeh Sahal bahwa kesuksesan pembalajaran adalah ketika anak didik yang paling lemah pemahamannya, bisa memiliki kemampuan untuk memahami dengan baik kaitan materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Ada proses tarbiyah secara tidak langsung, kaitan bagaimana pentingnya tidak membeda-bedakan murid yang pintar dan kurang pintar, mengingat tugas guru tidak lain harus transfer knowledge kepada semua anak didik, sekaligus memberikan keteladanan setiap hari.

Sebagai kiai yang aktif dalam pengurusan Nahdlatul Ulama, KH. Sholeh Sahal sering berpesan bahwa Nahdlatul Ulama itu adalah organisasi dakwah. Karenanya, jangan takut nantinya tidak bisa makan, jika menjadi ustad atau pendakwah. Belajarlah yang sungguh-sungguh dengan tujuan yang baik, tanpa hanya berpikir mengharapkan selembar ijazah sebagai prasyarat menjadi pekerjaan duniawi.

Di samping itu, Kiai Sholeh Sahal juga sering berpesan agar selalu mendahulukan dan berbakti kepada orang tua, mengingat dengan berbakti pada orang tua, rahmat dan pertolongan Allah SWT akan turun sehingga Ia akan selalu memberikan kelancaran serta kemudahan dalam mengarungi kehidupan ini.

Akhirnya, Kiai Sholeh Sahal telah pergi meninggalkan kita semua. Kita dapat mengambil pelajaran darinya, terutama mengenai betapa pentingnya keseluruhan komitmen dalam kehidupan. Hanya melalui totalitas dalam berkomitmen, segala kebaikan yang kita lakukan akan memiliki makna yang mendalam bagi diri sendiri, terutama untuk kepentingan bersama. Sisanya, ingatlah untuk menyebarkan segala potensi kebaikan sebagai investasi untuk generasi mendatang. Selamat jalan, Kiai .. Al-Fatihah


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.