KUNCI PENDIDIK ASWAJA

Banyaknya insan sekolah atau kampus yang terpapar paham radikalisme, khususnya dari kalangan pendidik (guru atau dosen) menjadi keprihatinan kita semua. Terlebih mereka-mereka yang tercatat menjadi abdi negara atau dikenal sebagai pegawai negeri (PNS), yang hidupnya menerima gaji dari negara, tapi prilakunya bertentangan dengan ideologi negara.

Atas keprihatinan ini, PWNU Jawa Timur mengadakan Silaturrahim dan Sarasehan dengan tema "Negeri ini Butuh Pendidik Aswaja" bersama Prof.Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA, pada hari Kamis, 17 Oktober 2019 di kantor PWNU Jatim pukul 19.00 selesai. Acara ini sekaligus dalam rangka menyemarakkan Hari Santri 2019.

Kaitan dengan tema di atas, Prof. Akh. Muzakki, selaku sekretaris PWNU memberikan komentarnya, ketika ditanya oleh tim Kanzun.net. bahwasanya "Negeri ini butuh pendidikan yg menjadi hulu bagi mengalirnya kesantunan, ketawadluan, pemikiran dan perilku yg moderat serta tegas dalam kebaikan.

Artinya, menafsirkan komentar Prof. Akh Muzakki, problem pendidikan yang harus diperhatikan serius adalah hulunya belum memiliki tekad ideologis yang sama, yakni komitmen pada ideologi moderat dan NKRI. Guru atau dosen masih ada saja yang menjadi pelaku aktif dalam menebarkan paham radikalisme, termasuk ujaran kebencian. Jika ini tidak menjadi perhatian serius, maka tidak salah bila muncul peserta didik atau mahasiswa terpapar radikalisme mengikuti jejak guru atau dosennya.

Karena itu, pendidik Aswaja sangat dibutuhkan tampil di garda terdepan dengan serius mengawal proses belajar mengajar sebagai bentuk jihad untuk melahirkan kader-kader moderat sebagaimana disebutkan. Selebihnya, harus ada pembinaan menyeluruh oleh pihak terkait agar hulu ini mengalirkan air yang jernih jauh dari  nilai-nilai radikalisme, demi keutuhan dan kejayaan NKRI.

Sarasehan ini dapat dihadiri oleh kalangan  Nahdliyin, khususnya para pendidik di lingkungan NU, tegas salah satu panitia. (Shof)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.