Pentingnya Menjaga Mulut


حِفْظُ اللِّسَانِ وَسِيْلَةٌ إِلىَ الْخَلاَصِ مِنْ آفَاتِهِ
Menjaga Mulut adalah Media Untuk Selamat Dari Bahayanya”

 

Mulut adalah salah satu indera yang dijadikan oleh Allah SWT dengan fungsi yang luar biasa banyaknya. Salah satu fungsi yang sangat nampak adalah sebagai media berkomunikasi dengan orang lain. Karenanya, mulut memiliki hubungan dengan hubungan sosial, bukan sekedar untuk kepentingan pribadi.

Perkataan Izzuddin ibn Abdussalam mengingatkan kita semua tentang bagaimana seharusnya kita mengunakan mulut yang diberikan oleh Allah. Pertama, walaupun mulut tidak bertulang, tapi unggapan kita yang menyakitkan orang lain, baik individu atau kelompok sama artinya dengan “memukul” kaitannya sama-sama menyakitkan. Hanya saja, memukul orang memiliki bekas sakit yang mudah dilihat secara kasat mata, sementara menyakiti dengan mulut dengan mengumbar pembicaraan yang menyakiti orang lain tidak bisa dilihat fisik. 

Tapi, dampaknya dari menggunakan mulut untuk menyakiti orang lain luar biasa dalam tatanan sosial. Orang berbicara yang tidak sewajarnya –misalnya menghardik, menghina dan sejenisnya-- kepada orang lain berdampak pada tindakan kasar sebaliknya. Bahkan kalau berbicara kasar atau menghina dengan menyinggung suku, agama dan ras, misalnya, dampaknya akan lebih besar lagi. Bahkan memicu konflik sosial, yang mengancam kehidupan berbangsa dalam konteks keragaman.

Oleh karenanya, Kedua, mulut harus dijaga agar kita tidak tertimpa bahayanya. Sudah banyak contoh bagaimana orang yang tidak menjaga mulut, akhirnya berurusan dengan orang lain, termasuk urusan dengan hukum. Dengan begitu, mari ---siapapun orangnya dengan status sosial dan turunan siapapun--- untuk selalu berkontribusi memberikan rasa damai dan harmoni dengan mulutnya, bukan mengumbar kebencian dan ajakan adu domba. 

Pasalnya, menjaga mulut memiliki hubungan dengan kualitas keimanan seseorang. Dalam konteks ini, Izzuddin memaknai hadis Nabi Muhammad SAW, yang artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam saja.      

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.