In Memoriam Drs. Choirul Anam; Penulis NU dan Sosok Pengkader

 

Wasid Mansyur
(Pengurus PW GP Ansor Jatim, dan PW LTN NU Jatim)


Pagi di tengah menyiapkan rutinitas hari Senin, penulis membuka WA yang dikirim secara pribadi oleh Ahmad Karomi, sahabat aktivis PW LTN NU Jatim, yang redaksinya "Apakah benar Cak Anam kapundut ?". Penulispun tidak bisa menjawab, hanya berkata "mangke kulo komunikasi dengan istri beliau Nyai Emi Syamilah". Pilihan ini penting biar untuk memastikan informasi sesuai dengan kenyataan, apalagi beberapa hari yang lalu Nyai Emi sempat komunikasi melalui WA, tanpa ada kabar kondisi suami. Hanya sekedar tegur sapa kaitan kondisi kekinian berbangsa. 

Penulispun, langsung komunikasi menanyakan kabar Cak Choirul Anam. Tak lama, beberapa menit, Nyai Emi mengabarkan bahwa bapak Drs H. Choirul Anam telah meninggal dunia. Ia menjawab dengan kalimat tarji' (inna lillahi wa inna ilahi rajiun) dan memohon agar segala khilafnya dimaafkan. Setelah itu, kabar di WA, terus menyebar melalui pesan pendek atas meninggalnya Cak Anam, biasa dipanggil akrab dalam dunia aktivis dan pergerakan. Dengan tambahan informasi bahwa ia akan dikebumikan di Makam Keluarga Jombang.

Kita semua merasakan kehilangan sebab Cak Anam meninggalkan jejak kebaikan. Ia adalah sosok aktivis pergerakan yang total, baik di PMII maupun GP Ansor dan NU. Banyak politisi yang sukses hari ini, tidak lepas dari didikannya dalam setiap proses-proses dan pemahaman bahwa politik harus memiliki orientasi ideologis. Di samping itu, ia dikenal seorang penulis yang luar biasa, dimana tulisannya sampai hari ini menjadi rujukan banyak orang. Salah satunya, buku "Pertumbuhan dan Perkembangan NU" yang sudah dicetak berkali-kali.

Buku ini menarik sebab lahir sebagai pemantik bagi kesadaran menulis sejarah NU dan pesantren bagi yang lain. Sumber-sumber kaitan sejarah NU dalam buku ini sangat kaya sebab diambil dari data-data sumber kearsipan NU, termasuk wawancara dengan beberapa tokoh penting yang pernah ikut mendirikan dan membesarkan NU. Karenanya, banyak peneliti (baik untuk skripsi, tesis, disertasi dan penelitian lain) menjadikan buku ini sebagai rujukan, termasuk para Indonesianis yang meneliti perkembangan NU dan pesantren, misalnya Andree Feillard (penulis buku NU vis a vis Negara), Martin van Bruinessen NU, Tradisi, Relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru dan lain-lain. 

Sosok Cak Anam dikenal kaya data, dan "primpen" mengkoleksi data-data kuno, khusus kaitan dengan NU, pesantren, dan dunia pergerakan Muslim. Ia sosok yang terbuka untuk diskusi, apalagi berkaitan dengan NU, khittah NU dan perkembangan politik santri. Penulis sempat ditakdir bertemu didalem Cak Anam tahun 2016an, untuk kroscek dan kulaan data kaitan penulisan biografi KH Ahmad Dahlan Ahyad. Walau dalam kondisi sakit, Cak Anam terbuka menyampaikan data-data penting, yang jarang dimiliki oleh kebanyakan penulis NU dan pesantren. 

Pertemuan sangat terkesan dan membekas sampai kini, khususnya ketika menerima kader yang lebih muda. Dalam kondisi sakitpun, Cak Anam berapi-api menjelaskan tentang sejarah NU dengan berbasis data, termasuk kaitan dengan sumber yang dibutuhkan penulis. Ada proses pengkaderan secara tidak langsung, kaitan bagaimana pentingnya memproduksi dan menyebarkan tulisan-tulisan tentang NU dan pesantren. Sebagai orang yang pernah menjadi wartawan, Cak Anam sering mengatakan berulang-ulang, penulisan sejarah NU harus bersumber dari data-data arsip NU dan wawancara pelaku, biar proses pemahaman dan tafsirnya akan lebih baik dari pada miskin data dan mengandalkan rasionalitas semata.

Akhirnya, Cak Anam telah pergi meninggalkan kita semua. Semoga Allah memberikan kemudahan semua proses selanjutnya, Cak. Kita layak belajar dari Cak Anam, khususnya berkaitan bagaimana pentingnya totalitas dalam kehidupan. Hanya dengan totalitas,apapun kebaikan yang kita kerjakan akan semakin bermakna bagi diri sendiri, lebih-lebih untuk kepentingan orang banyak. Selebihnya, jangan lupa tularkan segala potensi kebaikan agar menjadi investasi dan diteruskan bagi generasi setelahnya.   Selamat Jalan Cak. Al-Fatihah


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.