PESANTREN KAMPUS, PENGUAT MODERASI ISLAM DI PERRGURUAN TINGGI
Perhelatan Akbar bertajuk “Munas Mudir Ma’had dan Rihlah Ilmiah Ma’had PTKIN Se-Indonesi Ke-IX Tahun 2022” diadakan oleh Pusat Ma’had al-Jami’ah UIN Sunan Ampel Surabaya, tanggal 21-23 November 2022 di hotel Swiss Bellin dan Greensa In. Acara ini dihadiri 39 perwakilan Pesantren Kampus/Ma’had al-Jami’ah PTKIN Se-Indonesia.
Sebagaimana menjadi agenda tahunan, forum ini sangat strategis untuk menyatukan pikiran dan langkah dalam pengembangan pesantren kampus sebagai tempat “penggembelengan” bagi mahasiswa. Pasalnya, semua peserta sadar betul salah satu ancaman saat ini –dan saat-saat dimasa yang akan datang--- adalah masih menyebarnya paham radikal di Indonesia, apalagi didukung oleh informasi radikalis melalui media massa yang sulit terbendung setiap detiknya.
Prof. Dr.
KH. Saiful Jazil, M.Ag, selaku Ketua Panitia dan Kepala Pusat Ma’had al-Jami’ah mengucapkan
terimakasih atas kehadiran para peserta, khususnya para Mudir. Kehadiran para
mudir ini adalah wujud komitmen mereka dalam menjadikan moderasi Islam sebagai
paradigma dalam pengembangan Ma’had al-Jami’ah.
Semua sadar betul, bahwa radikalisme bukan hanya merusak keutuhan bangsa, tapi sekaligus merusak nilai-nilai Islam itu sendiri yang sejak awal mengajak untuk merahmati semua (Rahmatan lil alamin). Melalui pesantren kampus/Ma’had al-Jami’ah –Tegas Saiful Jazil—kita bisa memberikan bekal bagi mahasiswa untuk memberikan pemahaman Islam dengan sebaik-baiknya, Islam yang selalu mengedepankan sikap ramah dan kasih sayang kepada siapapun.
Di tempat
yang berbeda, Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag selaku Wakil Rektor III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, menambahkan dengan fakta-fakta empirik
bagaimana radikalisme itu telah mempengaruhi kalangan millenial. Karenanya,
kita tidak boleh diam. Kita dari perguruan tinggi ISlam, terlebih dari kalangan
Ma’had al-Jami’ah, harus mengukir sejarah dengan baik untuk generasi
selanjutnya.
Sejarah itu
tidak lain adalah tidak adanya perasaan lelah untuk menguatkan moderasi Islam di
satu sisi, dan menolak segala bentuk radikalisme, terlebih diperguruan tinggi,
tegas Zainul Hamdi. Karenanya, momentum Munas Mudir ini harus menghasilkan
keputusan-keputusan stategis, baik dalam pengembangan akademik maupun model penguatan
moderasi Islam di Ma’had al-Jami’ah.
Itulah harapan
yang disampaikan dalam pembukaan Munas Mudir dan Rihlah Ilmiah. Semoga ikhtiyar
ini menjadi sarana efektif, mulai sebagai silaturrahim hingga menjadi gerakan
bersama untuk membumikan moderasi Islam melalui Ma’had al-Jami’ah.
Leave a Comment