PENCEGAHAN KORUPSI MELALUI KEPATUHAN BERAGAMA
SAMSURIYANTO
Dosen Studi Islam pada International Undergraduate Program,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Korupsi
masih terus terjadi di Indonesia, walaupun pada sila pertama dalam Pancasila
menegaskan tentang Ketuhanan. Para pendiri bangsa menggali kehidupan dan
tradisi masyarakat nusantara yang dikenal dengan sikap religius, dalam
merumuskan ideologi tersebut. Seseorang dengan wawasan keagamaan tinggi tidak
terjamin akan bebas dari korupsi, selama tidak mengamalkan ajaran agama.
Marwah
Abdulkareem Mahmood Zuhaira dan Tian Ye-zhuang (2017: 304) dalam The
Effect of Religious Beliefs, Participation and Values on Corruption: Survey
Evidence from Iraq menegaskan bahwa partisipasi keagamaan akan
memberikan kontribusi agar menyediakan tuntunan serta bertindak sebagai
pengingat bagi manusia dalam menjalani kehidupan, khususnya saat memperoleh
dilema moral (moral dilemma). Namun partisipasi keagamaan akan berguna,
ketika koruptor memahami dan melaksanakan ajaran agama dengan baik dan tulus.
Amanah dalam Bekerja
Menurut
Alquran Surat Almukminun [23] ayat 8, salah satu tanda ciri orang beriman
adalah memelihara amanah. Sikap yang harus dimiliki agar bebas dari korupsi,
seperti ikhlas datang dan pulang tepat waktu, sabar dalam bertugas
serta jujur mengelola finansial lembaga. Ikhlas datang dan pulang tepat waktu
adalah amanah dalam bekerja. Muslim terbaik tulus dalam bertugas, karena bagian
dari iman. Jika bekerja dari jam 08.00 hingga jam 12.00, maka datang pada saat
08.30 dan pulang 11.30 adalah khianat terhadap lembaga. Sebab setiap waktu yang
telah diberikan adalah amanah yang harus dijaga dan dilaksanakan oleh setiap
keluarga besar dari lembaga tersebut.
Sabar
mengerjakan tugas juga bagian dari amanah yang harus dilaksanakan. Berprofesi
di suatu lembaga, pasti akan mengerjakan tugas yang tidak sedikit. Pekerjaan
tidak akan tuntas dan berkualitas, jika diiringi oleh sifat mengeluh terhadap
keadaan. Mengerjakan tugas dengan tepat waktu adalah bagian dari bertanggung
jawab dalam bekerja. Selain sabar mengerjakan tugas, jujur mengelola finansial
lembaga ternyata juga harus dilakukan agar menjadi pekerja amanah.
Penyelewengan
terhadap keuangan instansi hanya dilakukan oleh orang yang ingin memperkaya
diri dengan segala cara. Sejatinya, pekerja bijak akan hati-hati dan waspada
jika diberi amanah mengurus keuangan. Melaporkan setiap rapat kepada pimpinan
lembaga justru sangat dianjurkan, untuk mengurangi adanya kecurigaan dan
fluktuasi yang tidak diinginkan.
Mensyukuri Posisi
Bersyukur
atas posisi yang dimiliki hari ini adalah bukti kehebatan akhlak seorang
muslim. Baginya, mengambil harta yang bukan hak adalah berhutang kepada orang
lain, yang harus dikembalikan kepada pemiliknya. Banyak orang menginginkan
posisi yang sudah dimiliki saat ini, sementara kita tidak berterima kasih
kepada Allah SWT. Sifat mengeluh terhadap jabatan yang diemban hanya melahirkan
sikap tamak. Korupsi dilakukan oleh orang rakus terhadap harta, walaupun sudah
berpendapatan besar menurut mayoritas orang. Ketamakan tidak akan menetap dalam
hati seseorang yang senantiasa bersyukur dalam setiap kesempatan.
Alquran
Surat Ibrahim [14] ayat 7 memotivasi kita agar selalu menjadi pribadi syukur,
karena Allah SWT akan menambah kenikmatan kepada orang yang pandai berterima
kasih kepada-Nya. Orang yang tidak bersyukur hanya akan merugikan dirinya
sendiri, maka lihatlah bagaimana nasib para koruptor yang turun derajat saat di
penjara. Syukur atas profesi, tidak akan lupa untuk berbagi kepada sesama.
Baginya, dalam gaji yang diperoleh harus dikeluarkan kepada orang lain. Nikmat
kecil, akan terasa cukup bahkan lebih bagi orang yang senantiasa bersyukur.
Sementara nikmat besar dan luas, akan terasa sedikit bahkan tidak bermakna bagi
orang yang mengeluh. Korupsi dapat dicegah, ketika sudah menanamkan sifat
syukur di dalam hati, lisan dan perbuatan.
Keberkahan Gaji Halal
Berdasar
hadis nomor 2059 yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari
Sayyiduna Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW memprediksi suatu saat akan
hadir seseorang yang tidak peduli memperoleh harta, baik secara halal maupun
haram. Gaji halal akan berpengaruh terhadap kehidupan, seperti bahagia jasmani
dan rohani. Kebahagiaan fisik dapat dilihat dari badan sehat, bebas dari
penyakit. Harta melimpah akan segera habis, jika merawat tubuh yang terserang
penyakit mematikan, apalagi belum ditemukan vaksinnya.
Kekayaan
menggunung tidak akan berarti jika hanya habis begitu saja, tidak dapat
diwariskan kepada keturunan apalagi disedekahkan terhadap orang lain.
Keberkahan gaji diperoleh, di antaranya jika bekerja dengan amanah, tidak
melakukan penggelapan dan menerima gratifikasi. Walaupun menurut kebanyakan
orang, dengan gaji sedikit, tapi berkah, maka akan cukup untuk makan
sehari-hari, membeli rumah dan mobil, membayar biaya pondok dan kuliah anak
serta bisa berangkat haji plus.
Kebahagiaan
rohani terlihat ketika suami dan istri yang patuh beragama. Apa makna kekayaan
ketika memiliki pasangan kasar dan senang selingkuh? Suami dan istri yang
tenang dalam menghadapi masalah keluarga dengan mencari solusi terbaik, juga
bagian dari kesenangan psikologis. Apa arti harta ketika anak seorang pemain
judi dan pemakai bahkan pengedar narkoba? Kesalehan anak adalah kebahagiaan
bagi keluarga, apalagi memperoleh anak dengan gelar penghafal Alquran.
Melakukan korupsi, berarti menginginkan keburukan fisik dan psikologis.
Keberkahan gaji halal, memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan seseorang baik
secara rohani maupun jasmani. Pencegahan korupsi melalui kepatuhan agama amat
penting karena menyentuh dimensi spiritual manusia.
Masya Allah
BalasHapus